Senin, 08 November 2010

Kaltim Akan Bangun Pelabuhan Batubara

Kalimantan Timur akan segera memiliki pelabuhan angkutan batubara terbesar di dunia. Rencananya, pelabuhan itu akan dibangun Mi-ang Besar Coal Terminal (MBCT) di daerah Kutai Timur, dengan investasi senilai USS 500 juta. Luas lahannya mencapai 500 hektare (ha).

Menurut Direktur MBCT David, pihaknya akan mulai merealisasi pembangunannya tahun ini. Pelabuhan tersebut ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2012. "Jadi penyelesaian proyeknya selama 2 tahun, dan seluruh pembebasan lahan telah diselesaikan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat," katanya di Jakar -ta, Senin (11/1).

Ia menuturkan, pelabuhan itu akan menjadi yang terbesar di dunia, apalagi wilayah di pantai Timur daerah itu memiliki lahan yang cukup besar dan memadai. Dan pelabuhan itu nantinya akan mampu mengisi kapal terbesar di dunia seberat 275 ribu ton. "Ini akan sangat menentukan, karena pembangunannya sangat menentukan Indonesia. Sebab semua pengangkutan batubara yang terbesar di Indonesia, akan diselesaikan di daerah itu," ujar dia.

Ia mengungkapkan, pembiayaan proyek tersebut diperoleh dari pembiayaan luar negeri dengan 2 tahap pengucuran, yaitu USS 300 juta pada tahap I untuk proses pembangunan dan USS 200 juta pada tahap II untuk finishing.

Menurut David,MBCT sendiri merupakan perusahaan nasional di bawah bendera PT Emas Hitam Jaya Rahayu, yang sumber pembiayaannya berasal dari luar negeri atau Overseas. Selain untuk pengangkutan batubara, lanjut dia, dalam sense ekonomi di Kutai Timur, juga terdapat natural resources dan hasil-hasil sumber daya alam (SDA) lainnya. Sehingga pembangunan dan peningkatan infrastruktur daerah tersebut menjadi sangat terbuka bagi perekonomian wilayah dan nasional. "Kutai Timur sangat berpotensi untuk mendukung perekonomian Indonesia, karena SDA-nya yang sangat besar," ujar dia.

David melanjutkan, MBCT akan mempersilahkan seluruh produsen batubara untuk menggunakan pelabuhan itu untuk kegiatan ekspor batubaranya keluar negeri.Apalagi, untuk proses hading batubara yang selama ini memakan waktu 6 hari, dipastikan hanya sekitar 15 jam di MBCT, dan dengan biaya cukup murah.

"Saat ini, MBCT sudah ada komitmen untuk mengangkut 30 juta ton batubara dari seluruh wilayah, dengan cost saving bisa mencapai 35% dibanding pelabuhan barubara lain," terangnya.

Tenaga Kerja

David menambahkan, selama konstruksi pembangunan pelabuhan itu akan memerlukan sebanyak 900 orang. Sedangkan untuk pengoperasiannya membutuhkan 250 orang tenaga kerja. Sementara itu, multiplier effects proyek itu mencapai 3.750 orang atau 15 kali dari jumlah pekerja untuk operasional, yang bekerja pada sekolah, rumah sakit, dan transportasi daerah di Lubuk Tulung, di Kecamatan Bengalon, serta Kecamatan Sangkulirang. "Intinya, kalau banyak perusahaan tambang di Kalimantan, maka tidak mungkin setiap tambang akan membangun terminal pelabuhan. Karena itu, MBCT hadir untuk memenuhi kebutuhan penyaluran produksi batubara di seluruh Kalimantan, bahkan seluruh Indonesia," tambah dia.

Dukung Penuh

Ditempat yang sama, Bupati Kutai Timur Isran Noor memastikan, bahwa menjadi tugasnya untuk memberikan percepatan, kepastian usaha, masalah sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan percepatan perijinan untuk menarik investasi di daerah tersebut. Apalagi untuk investasi MBCT yang berkapasitas 160.000 ton.

Isran mengatakan, pelabuhan tersebut akan menjadi pelabuhan khusus batu bara yang berskala besar. "Investor akan membuat 1 sub terminal di ujung jalan. Kapal ekspor difasilitasi menggunakan MBCT tersebut, dan saat ini sudah pembebasan lahan," kata dia.

Meski letaknya, lanjut dia, sangat dekat dengan pelabuhan Maloy namun manajemen tetap terpisah. MBCT khusus unluk batu bara, sedangkan bongkar muat kontainer di Maloy. "Kedua pelabuhan tersebut terletak di ALKI 2. kedatangannya cukup, dan Ut letak di teluk sehingga tidak terkena ombak utara dan selatan," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar