Minggu, 15 April 2012

MARKETING PLAN

BORNEOKLAN MANAGEMENT. MARKETING PLAN KONTRAKTOR TRANSHIPMENT DENGAN GABUNGAN OWNER – OWNER KAPAL. Pada saat ini permintaan batubara sedang booming dan semakin meningkat maka mulai bermunculan pengusaha untuk jasa pengangkutannya yaitu moda transportasi laut (tug boat dan barge) Tug boat kapal yang bermesin yang menarik tongkang / barge yang berisikan muatan batu bara, penggunaan tongkang atau barge ini dianggap paling aman dengan kondisi medan yang letaknya kebanyakan di pedalaman Kalimantan yang transportasinya menggunakan sarana sungai dan kapal yang dapat melewatinya yang mempunyai draught kecil karena kedalaman sungai antara 5 - 6 meter, serta tongkang atau barge yang terpisah dengan tug boat nya sehingga tidak menghawtirkan denngan keselamatan crew kapal karena sifat batu bara yang mudah terbakar khususnya yang berkalory rendah. 1. Analisa Situasi TOWS Threat 1.1 Pengusaha / owner kapal yang menpunyai armada banyak dapat dengan mudah memperoleh tender transshipment, dengan ketersedian armada dan nama mereka yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pelayaran maka cukup sulit bagi pemain baru yang mempunyai armada yang sedikit untuk masuk dan memenangkan tender tersebut. Opportunity 1.1 Dewasa ini permintan pengapalan untuk transshipment batubara dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan permintaan kebutuhan batubara baik dalam negeri maupun luar negeri. 2.1 Dengan berlakunya undang-undang pelayaran no 17 tahun 2008, mengenai asas kabotase yang mengharuskan kapal yang beroperasi di Indonesia harus berbendera Indonesia yang akan diberlakukan mulai bulan agustus 2009. maka hampir sebagian kapal yang berbendera asing yang sekarang beroperasi di Indonesia tidak lagi dapat beroperasi lg di Indonesia. 3.1 Kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk mengambil alih bisnis ini karena selama ini pangusaha-pengausaha asing yang mengambil kesempatan ini. 4.1 Indonesia hampir 70% wilayahnya adalah lautan maka industri jasa pelayaran terbuka lebar dan market pasar yang masih besar yang belum dikelola secara maksimal. Weakness 1.1 Pada saat ini banyak pengusaha/owner kapal yang mempunyai kapal akan tetapi dalam jumlah yang sedikit sehingga mereka tidak berani untuk menangani transshipment batubara karena tidak berani ambil resiko dengan demurrage mother vessel jika ada keterlambatan dalam pemuatan karena armada yang tidak mencukupi. Strength 1.1 Adanya keringanan pajak dari pemerintah pada sektor maritime yaitu tidak dikenai pajak PPN 10 % untuk pembelian kapal khususnya bagi yang mempunyai SIUPAL. 2.1 Indonesia merupakan Negara Maritime perdangan menggunakan sarana transportasi laut sangat terbuka lebar. 3.1 Saat ini permintan pengapalan untuk transshipment batubara dari tahun ke tahun semakin meningkat. 2. Analisa Situasi Pasar 2.1 Market Demand Size & Growth , dengan banyaknya permintaan akan kebutuhaan batubara sekarang ini walaupun pada bulan january dan february sempat mengalami penurunan namun sekarang sudah meningkat lagi karena kebutuhan batubara merupakan kebutuhan bahan bakar industri yang terus berkembang pesat, maka jasa transportasi lautpun ikut berkembang. 2.2 Customer Analysis Intermediaries , sebagai kontraktor transshipment jasa yang kita berikan tidak pada end user langsung tetapi melalui beberapa tahap lagi untuk sampai enduser sehingga dalam pelaksanaannya dituntut tepat waktu dan maching dengan beberapa pihak.( Mother Vessel, Resources mining, Dermaga, PBM dll.) 2.3 Competitor Analysis Kompetitor dalam transshipment ini adalah perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai jumlah armada yang besar dan sudah berpengalaman. akan tetapi dengan berkembangnya industri tangbang batubara yang pesat banyak yang belum dapat dilayani oleh nya. 2.4 Competitor Position Price/Quality dengan jumlah armada dan pengalaman yang dimilikinya price dan quality mereka baik. 3. Key Performance Issues Pada saat ini Pengusaha / owner kapal yang besar tetap aman dan selamat dari krisis global karena mereka mempunyai kontrak transshipment yang berlaku dalam jangka panjang. 3.1 Keuntungan sebagai kontraktor transshipment : 3.1.1 Mempunyai jangka waktu kontrak yang panjang. 3.1.2 Ada dua variable cost yang harus dibayarkan kepada owner kapal yaitu time charter dan biaya tambang per metric tonnya. 3.1.3 Pemasukan income yang rutin dari time charter. Sehingga banyak yang berlomba untuk mendapatkan tende tersebut, kan tetapi bagi owner kapal yang mempunyai jumlah armada yang terbatas mereka sulit untuk mendapatkannya karena beberapa persyaratan tidak dapat dipenuhi antara lain ketersediaan armada biasanya untuk 7 set. 3.2 Munculnya Pengusaha /owner kapal baru. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan jasa shipment dan transhipment batubara maka banyak pengusaha yang terjun ke dunia shipping, akan tetapi dengan biaya operatioanal yang tinggi untuk pengoperasian kapal maka delay / keterlambatan, idle menunggu muatan manjadi bumerang bagi mereka khususnya yang melayani spot-spot ( muatan yang tidak rutin ) atau transshipment karena permintaan dari kontraktor transhipment untuk mengisi schedule pengapalannya, namun tidak seterusnya dapat order pengapalan tersebut. 3.3 Tambang Batubara baru. Banyak dibukanya tambang batubara memnuntut adanya pengapalan baik melalui shipment ataupun transhipment dalam menjual batubaranya keluar negeri atau dalam negeri. Dalam mendapatkan kontraktor ternshipment mereka menetapkan persyaratan yang cukup berat bagi owner baru sehingga kebanyakan dimenangkan oleh owner yang besar dan kebanyakan dari mereka adalah perusahaan asing. 3.4 Undang-undang Pelayaran no.17 tahun 2008 Dalam undang-undang ada salah satu pasalnya yang mengatur tentang asas kabotase yang mengharuskan kapal yang beroperasi di indonesia dalam jangka waktu yang lama lebih dari 1 kali pengapalan harus berbendera indonesia, hal ini menguntungkan bagi pengusaha indonesia untuk mengambil kesempatan ini karena selama ini kebanyakan yang beroperasi di indonesia kapal asing, hampir 50 % kapal batubara yang beroperasi di indonesia adalah berbendera asing maka untuk mengisi kekosongan pada masa transisi nanti untuk menggantikan kapal asing tersebut pengusaha indonesia mempunyai kesempatan yang besar saat ini. 4. Marketing Strategy Development 4.1 Strategy pemenangan tender 4.1,1 Manjadi fasilitator dalam pemenangan tender antara gabungan owner kapal dengan perusahaan tambang batubara ( KPC, Adaro, Arutmin, BHP Bilinton, Harita Group, HBK, Baramulti, Anugrah Bumi Kalimantan, Tanito Harun, dll) Mengundang owner-owner kapal untuk bergabung menjadi satu dalam usaha penanganan transhipment untuk mensuport industry tambang dengan meyakinkan mereka akan kerjasama operasi yang akan dilakukan. 4.1,2 Menjalin hubungan yang baik dengan pic pada perusahaan-perusahaan tambang tersebut. 4.1,3 Membuat tim pemenangan tender, dengan gabungkan beberapa owner menjadi satu wadah untuk memenuhi jumlah kapal yang disyaratkan. 5. Action Plan 5.1 Setelah teder dimenangkan pertama yang harus kita lakukan adalah membagi tugas beberapa owner untuk manjadi sebuah team yang solid. Tugas yang yang harus dilaksanakan antara lain: 5.1.1 Operational kapal o Bertugas mamonitor pergerakan kapal dan miningkatkan utilisasi kapal, o Membuat schedule kapal dan kedatangan MV.(Mother Vessel). o Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menunjang kelancaran operational kapal (agent, port autority, pbm) o Menerapkan SOP transhipment yang sudah di sepakati bersama. 5.1.2 Maintenance Kapal o Mengatur jadwal perbaikan temporally, anual doping, sampai pada dry doking. o Menyiapkan kapal dalam kondisi siap pakai dan segera merespon apabila ada trouble pada kapal. 5.1.2 Dockument Kapal o Memonitoring dokumen kapal agar tetap valid baik document class, kapal maupun keselamatan 5.2 Untuk pic yang bertanggung jawab dalam tugas diatas dipegang oleh perwakilan masing-masing owner, dan untuk tanggung jawab terhadap keseluruhan operational adalah kita sebagai fasilitator. 5.3 Untuk pengerjaan transshipment dilakukan setelah kontrak transshipment ditandatangnni atau sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak kontraktor dan perusahaan tambang. 5.4 Pengerjaan transshipment akan dilakukan di daerah Kalimantan, dengan loading point transshipment yang telah disepakati bersama. 5.5 Dalam melaksanakan pengerjaan tersebut perintah pergerakan kapal berdasarkan permintaan dari pihak tambang dengan koordinasi dengan pihak operational. 6. Marketing Budget Dalam pengerjaan transshipment armada diperlukan antara lain : Tug boat & Barge : 5 Set 300 ft (kontraktor) Assist tug : 1 Tug boat 1.200 HP (tambang) Perusahaan Bongkar Muat Floating Crane : 1 Set, Loading rate 18.000 – 20.000 MT/day (tambang) Untuk Biaya operational dalam satu bulan periode: Gaji Karyawan Head Office Manager Keuangan 1@ 10.000.000,- = Rp.10.000.000,- Staff 2@ 3.000.000,- = Rp. 6.000.000,- Ofice boy 2@ 2.000.000,- = Rp. 4.000.000- Biaya Kantor 10.000.000,- = Rp.10.000.000,- ( listrik, pam,tlp,internet dll) Rp. 30.000.000,- Gaji Karyawan di Site Manager operational 1@ 15.000.000,- = Rp. 15.000.000,- Staff 3@ 5.000.000,- = Rp. 15.000.000,- Manager Nautical 1@ 15.000.000,- = Rp. 15.000.000,- Staff 2@ 5.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Teknical 1@ 10.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Staff 3@ 5.000.000,- = Rp. 15.000.000,- Port captain 2@ 10.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Biaya Sewa Kantor 5.000.000,- = Rp. 5.000.000,- Biaya keperluan Kantor Site 10.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Peralatan Kantor 50.000.000,- = Rp. 50.000.000,- Biaya Sewa Mess 10.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Biaya lain-lain 30.000.000,- = Rp. 30.000.000,- Rp.195.000.000,- Gaji Crew Kapal (Lumpsum) + Premi Capt 5@ 7.000.000,- = Rp. 35.000.000,- Chip Oficer I 5@ 5.000.000,- = Rp. 25.000.000,- Kkm 5@ 6.500.000,- = Rp. 32.500.000,- Masinis I 5@ 5.000.000,- = Rp. 25.000.000,- Masinis II 5@ 4.500.000,- = Rp. 22.500.000,- A/B 4 org / kapal 20@ 3.000.000,- = Rp. 60.000.000,- Premi towing/trip 20@1.500.000,- = Rp. 30.000.000,- ( est 4 trip/bulan, 1trip @ 1.5 Jt ) Rp. 230.000.000,- Keagenan Biaya Keagenan/ Bulan 5 Set @ 10.000.000,- Rp. 50.000.000,- Biaya Maintenance Kapal Olie 20 Drum @ 2.250.000,-= Rp. 45.000.000,- 4 Drum/kapal/bulan (1 drum Rp.2.250.000,-) Spare part 5@ 5.000.000,- = Rp. 25.000.000,- Biaya Cicilan Doking 5@ 84.000.000,- = Rp.420.000.000,- (1 Milyard / set kapal / tahun)( penyusutan.) P&I Insurance 5@ 8040.000,- =Rp. 40.200.000,- 3 US/th x (3100+250)GRT = Rp 8.040.000/ Kapal Rp. 530.200.000,- Total Biaya Ops perbulan Rp. 1.035.200.000,- Pendapatan Time Charter 5@ 600.000.000,- = Rp. 3.000.000.000,- (1 Set @ Rp.600.000.000,-) Freight / trip 150.000 MT @3.500 = Rp. 525.000.000.- (7.500 MT X 20 trip, Freight Rp.3500/MT) Total Pendapatan Rp. 3.525.000.000,- Untuk Biaya HSD ditanggung pencaharter. Untuk Maintenance kapal Pihak owner yang bertanggung jawab. Revenue : Rp. 3.525.000.000,- Total Cost : Rp. 1.035.200.000,- Net Profit Revenue – Total Cost 3.525.000.000 – .000.000 = 2 .530.000.000 Net Profit : Rp.2.489.800.000,- Modal yang di Gunakan : 5 Set Tug & Barge 5@15.000.000.000 = Rp. 75.000.000.000,- 1 Set Tug & Barge th 2003 up dengan harga 15 Milyard Modal : Rp. 75.000.000.000,- Asumsi Bunga Bank 14% per tahun 75.000.000.000 X 14 % = Rp. 10.500.000.000,- Jika projeck berjalan 2.489.800.000 X 12 Bulan = Rp. 29.877.600.000,- Pendapatan yang dihasilkan 39.8% dari modal. 7. Control 7.1 Fungsi Pengawasan dilakukan setiap saat baik yang sedang berjalan maupun yang sudah berjalan antara lain : 7.1 Pelaksanaan dilapangan. 7.1.1 Pengawasan pertama dilakukan pada performance kapal yaitu mengenai utilisasi kapal 7.1.2 Dilakukan analisa terhadap kinerja, waktu delay yang diakibatkan oleh beberapa hal ; cuaca, perbaikan hull dan enggine, dockument kapal atau batu, grounded, bunker, SuplĂ­ logistik di kapal, dll. Dari hasil analisa kinerja tersebut kita dapat mengimprove sehingga biaya besar yang ditimbulakan oleh kapal dapat di minimaliskan. 7.1.3 Sistem pelaporan kegiatan kapal di ketahui semua pihak owner-owner kapal dan pihak tambang 7.1.4 7.2 Pada manajeman Perusahaan / Gabungan 7.2.1 Perwakilan dari owner-owner mempunyai kedudukan dan jabatan sejajar sehingga transparan dalam pembagian hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar